Romantic or Abusive?
Kali ini, aku mau membicarakan tentang seri novel Twilight Saga dan karakter-karakternya & Stephenie Meyer, tapi terutama Edward Anthony Masen aka Edward Cullen dan Isabella "Bella" Marie Swan. Aku cuma bisa mengutip atau mengambil referensi dari novel pertama seri "Twilight Saga", yaitu Twilight. Bukan berarti aku ga bakal mengambil dari novel-novel lanjutannya, tapi apa boleh buat? Aku udah lama banget ga baca seri novel ini. Siapa yang nggak tau soal dua orang ini? Siapa yang nggak bilang kalo pasangan ini romantis? Siapa yang nggak bilang bahwa kedua orang ini harus dijadikan contoh dalam hubungan romantis?
Aww me too, Hermione. A thousand points for you, girl.
Dulu, aku juga sama seperti kebanyakan orang: Edward itu cowok ideal, dan Bella memang seharusnya bersama dengan Edward. Aku juga bahkan berpikir bahwa saat seseorang jatuh cinta dan ingin bersama-sama dengan orang yang dicintainya itu, penampilan adalah segalanya. Sama sekali nggak terpikirkan olehku bahwa hubungan Edward dan Bella adalah lust, bukan true love. More like, twu luv. Coba dipikir-pikir lagi deh. Edward tertarik sama Bella karena aroma darahnya yang menggoda, Bella tertarik sama Edward karena dia ganteng. Basically, Edward -> Bella kayak saat seseorang yang ngiler berat sama cheese cake tapi ga bisa makan karena diet, Bella -> Edward kayak saat seseorang ngeliatin sebuah gaun indah yang bagi dia cuma gaun itu yang paling sempurna dan nggak mencoba mencari/melihat yang lain. Come on, apa bedanya? :P
Kosakata Stephenie yang cuma terbatas di kata-kata yang mendeskripsikan kesempurnaan seseorang, tapi paling banyak kata perfect. Belum lagi ternyata di versi bahasa Inggrisnya, Stephenie memakai banyak kata-kata yang dia gunakan cuma supaya terdengar entah puitis, keren, atau jenius. Ternyata yang ada malah Meyer menyalahgunakan kata-kata yang ia gunakan itu. >_> Siriusly. Stephenie benar-benar menggambarkan penampilan fisik Edward setiap beberapa halaman sejak nama Edward disebut. Mengenai kosakata, ya cuma kata perfect yang seingatku paling sering Stephenie gunakan. Dan ya ampun... tidak terlintas kah di kepala Stephenie, kalo dia nggak perlu berulang-ulang mendeskripsikan Edward? Dia ganteng dan sempurna (menurut Stephenie :P), WE FREAKING GET IT. NOW, MOVE ON. Sayangnya, Stephenie memang kelihatannya cinta banget sama Edward sampai-sampai mungkin dia bakal melamar Edward kalo dia nyata. Entah apa yang membuat Stephenie lupa bahwa karakter utama di novel nya adalah Bella, sampai-sampai dia nggak memberikan Bella deskripsi penampilan fisik yang berarti atau memorable.
Hampir di setiap beberapa halaman sejak nama Edward disebutkan, selain menemukan deskripsi penampilan fisik Edward, kita juga bisa menemukan bagaimana Bella merasa dirinya tidak pantas untuk Edward karena... dia ganteng dan sempurna. Mungkin memang itu yang Meyer ingin sampaikan:
kalo orang yang kalian taksir itu ganteng/cantik banget, buang jauh-jauh deh keinginan kalian untuk bisa menyatakan perasaan kalian atau untuk sekadar menjadi teman. Penampilan fisik tuh segalanya. Contoh salah satu kutipan yang menunjukkan ketidakpercayadirian Bella:
...Apa maksudnya, lebih baik kami tidak berteman?
Perutku bergejolak begitu aku menyadari maksudnya. Ia pasti tahu betapa aku sangat terpesona olehnya; ia pasti tidak ingin itu berlanjut... karena itu kami tidak bisa berteman... karena itu ia sama sekali tidak tertarik padaku.
Tentu saja ia tidak tertarik padaku, pikirku marah, mataku perih−jelas bukan karena irisan bawang. Aku tidak menarik. Sementara Edward benar-benar. Menarik... dan pintar... dan misterius... dan sempurna... dan tampan... dan barangkali bisa mengangkat van berukuran besar dengan satu tangan.
By the way, Stephenie memang akhirnya memberikan deskripsi jelas tentang
penampilan fisik Bella Swan.....
bukan di buku atau dari awal. In a way, Stephenie dan J.K. Rowling bakalan jadi teman akrab. Alasannya pun konyol tapi mudah ditebak: supaya setiap cewek yang baca novel seri Twilight Saga bisa dengan mudah membayangkan diri mereka sendiri sebagai Bella. Hah.
Bella Swan... she's basically a b**ch. Bella mengabaikan teman-temannya yang cuma mau berteman dengan dia, bersikap tidak sopan kepada Ayahnya (yang sebenernya dari awal juga emang nggak sopan), dan nggak peduli sama kehidupan normalnya cuma gara-gara Edward. Di hari pertama sekolah, yang ngomong-ngomong nggak realistis, semua orang basically suka sama Bella. Nggak peduli bagaimana Bella memperlakukan mereka, tetap aja mereka suka dan mendekati Bella seakan-akan cuma dia yang paling sempurna dan yang lain sih ditendang aja jauh-jauh. Bella bahkan membayangkan Mike, yang cuma mau bersikap manis karena *
surprise, surprise* dia naksir Bella, sebagai seekor anjing. What a nice girl.
Basically, menurutku berikut ini adalah bagaimana Bella memperlakukan orang-orang di sekitarnya:
Cowok-cowok di Forks High (kecuali Edward Cullen):
Bella Swan:
Cewek-cewek di Forks High (kecuali si Lauren Mallory tentunya... haha -_-):
Bella Swan:
Keluarga Cullen muncul, Bella Swan was like:
Edward Cullen:
Bella Swan:
Edward "Why don't you kill Bella and yourself" Cullen:
Bella Swan:
Basically, Bella was like,"Oh, Edward, aku cinta banget sama kamu padahal kita baru ketemu dan belum kenal satu sama lain. Ayo gigit aku! Sekarang juga! Jadi kita bisa hidup bahagia selamanya. Keluargaku? Teman-temanku? Kehidupan normalku? Siapa peduli!". Bella mau begitu saja meninggalkan semua yang dia miliki cuma demi seorang cowok yang baru dia kenal, dan cowok itu juga memperlakukan dia dengan kasar dan seenaknya.
Saat Edward meninggalkan Bella (yang ngomong-ngomong, bener-bener... UGH. Yeah, that's right. Mau putusin pacar? Bawa pacarmu ke dalam hutan di malam hari, lalu tinggalkan dia sendirian dalam keadaan depresi karena ga terima diputusin.) di New Moon, Bella hidup bagaikan mayat hidup aka zombie. SIRIUSLY. Itukah pesan yang ingin Meyer sampaikan? Kalo kalian diputusin pacar kalian (yang baru kalian kenal), jalani hidup kalian kayak mayat hidup ya. Itu normal kok. Abaikan segala yang kalian miliki.
DUDE. WHAT THE HELL?! Ditambah lagi, Bella juga memanfaatkan Jacob (yang ngomong-ngomong, tadinya cowok biasa-biasa aja dan salah satu karakter normal di seri Twilight Saga... sampai Meyer mengubahnya menjadi werewolf pedofil yang suka seenaknya) sebagai semacam pelarian, bahkan Bella bisa dianggap mem-PHP-kan Jacob. Bella juga membahayakan nyawanya cuma gara-gara ia berhalusinasi akan suara Edward yang memperingatkannya saat ia berada di dalam bahaya. Yep, pesan yang bener-bener bagus, kan?
Kalo kalian berhalusinasi bahwa mantan pacar kalian memperingatkan kalian saat kalian melakukan sesuatu yang bahaya/ceroboh, sekalian saja bunuh diri. Nanti mantan pacar kalian pasti bakal menyadari kalo dia masih mencintai dan menyelamatkan kalian. >_>
Bella juga takut menyuarakan pikiran atau perasaannya cuma karena Bella takut Edward marah atau mungkin menjauhinya. Bella seharusnya nggak hanya mempedulikan perasaan Edward dibandingkan perasaannya sendiri. Sekalipun Bella sudah menyatakan pikirannya tentang suatu hal, Bella bisa dibilang panik dan menyesal, lalu entah meminta maaf atau bilang ya-ampun-kamu-marah-atau-nggak-suka-ya-tuh-kan-aku-bilang-juga-apa-maafkan-aku-ya. Contohnya sih banyak, tapi salah satunya ini:
"Kuputuskan itu tidak penting,"bisikku.
"Itu tidak penting!"nada suaranya membuatku mendongak−akhirnya aku berhasil membuatnya menunjukkan perasaannya yang sesungguhnya. Wajahnya memancarkan ketidakpercayaan, dengan sedikit amarah yang membuatku waswas.
"Tidak,"kataku lembut. "Tidak penting bagiku apapun kau ini."
−"Kau marah,"keluhku. "Aku seharusnya tidak mengatakan apa-apa."
Dan masih banyak lagi dialog-dialog yang menunjukkan kalau Bella takut untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya pada Edward.
Sementara itu, Edward memperlakukan Bella semaunya demi mendapatkan yang dia mau. Yep, dia orang yang manipulatif. Bella bisa aja menolak atau menangis karena apa yang Edward minta awalnya, tapi yang Edward perlu lakukan cuma menatap Bella dengan menggoda atau crooked-smile nya dan Bella bakal mengiyakan. Selain itu, Edward juga cowok yang creepy. Nggak percaya? Coba perhatikan kutipan berikut ini (abaikan terjemahannya yang...nggak pas):
Ia menatapku tidak sabaran. "Aku takkan membiarkanmu pulang jalan kaki. Kami akan mengambil trukmu dan meninggalkannya di parkiran."
"Aku tidak membawa kuncinya,"desahku. "Aku benar-benar tidak keberatan berjalan kaki." Yang membuatku keberatan adalah kehilangan waktu bersamanya.
Ia menggeleng. "Trukmu akan ada disini, kuncinya tergantung di lubang starter−kecuali kau khawatir seseorang akan mengambilnya." Ia menertawai perkataannya sendiri.
"Baiklah,"aku menyetujuinya, bibirku merengut. Aku cukup yakin kunciku ada di kantong jins yang kupakai hari Rabu, di tumpukan pakaian di ruang cuci. Bahkan kalaupun ia menerobos masuk ke rumahku, atau apapun yang direncanakannya, ia takkan menemukannya.
"Aku membuntutimu ke Port Angeles,"akunya terburu-buru.
Ia menggapai pintu di depanku dan membukakannya untukku. Aku berhenti di tengah-tengah pintu.
"Pintunya tak terkunci?"
"Bukan, aku menggunakan kunci di bawah daun pintu."
Aku melangkah masuk, menyalakan lampu teras, dan berbalik menghadapnya dengan alis terangkat. Aku yakin tak pernah menggunakan kunci itu di hadapannya.
"Aku penasaran denganmu."
"Kau memata-mataiku?" Entah bagaimana aku tak bisa membuat suaraku terdengar marah. Aku tersanjung.
Ia tidak kelihatan menyesal. "Apa lagi yang bisa dilakukan pada malam hari?"
−
"Seberapa sering?"tanyaku kasual.
"Hmmm?"Ia terdengar seolah-olah aku telah menariknya keluar dari lamunannya.
Aku masih tidak berpaling. "Seberapa sering kau datang kemari?"
"Aku datang kesini hampir setiap malam."
Aku berputar, terperangah. "Kenapa?"
"Kau menarik ketika sedang tidur." Nada suaranya datar. "Kau mengigau."
"Tidak!"sahutku menahan napas, wajahku memanas hingga ke garis rambut.
−
Ekspresinya langsung berubah kecewa. "Apa kau sangat marah padaku?"
"Tergantung!"Aku merasa dan terdengan seolah kehabisan napas.
Ia menanti.
"Pada?"
"Apa yang kau dengar!"erangku.
−
Ia tahu maksudku. "Kau memanggil namaku,"ia mengakui.
Aku mendesah kalah. "Sering?"
"Seberapa sering yang kau maksud dengan 'sering', tepatnya?"
"Oh, tidak!"Kepalaku terkulai.
Edward jelas-jelas adalah stalker atau penguntit, dia juga tau di mana Bella menyimpan kunci rumah & truknya, dan dia ngeliatin Bella setiap malam saat Bella tidur. Edward mengatakan bahwa dia mengikuti Bella ke Port Angeles karena dia baru kali ini dia ngerasa pengen melindungi seseorang seperti itu. I say, stalker. Lagipula, memangnya Bella siapanya Edward sampai-sampai dia bisa mengikuti Bella kemana-mana, bahkan tanpa diketahui Bella? Basically, Edward menjadikan ngeliatin-Bella-saat-ia-tidur-tiap-malam sebagai hobi, cuma karena dia ga tau mau ngapain setiap malam. Kemudian, saat Edward mengaku bahwa dia sering ngeliatin Bella saat dia tidur setiap malam... Bella malah merasa tersanjung. Bukannya berteriak minta tolong, menelepon Ayahnya, atau melempari Edward dengan barang-barang disekitarnya... Bella malah senang dan merasa tersanjung bahwa dia dikuntit oleh cowok kasar yang baru dikenalnya. Eh tunggu dulu....... Bella memang akhirnya merasa keberatan/terganggu..... tapi karena Edward mendengar Bella mengigau, bukan karena dia dilihat Edward setiap malam saat tidur. >_>
Tiba-tiba jalan setapak seolah lenyap dari bawahku. Kubuka mataku karena terkejut. Edward telah menggendongku, begitu mudahnya seolah beratku hanya lima kilo, bukannya 55.
"Turunkan aku!" Kumohon, kumohon, jangan biarkan aku muntah di tubuhnya. Ia sudah berjalan sebelum aku selesai bicara.
−
"Turunkan aku,"keluhku. Ayunan langkahnya tidak membuatku lebih baik.
−
"Jadi kau pingsan karena melihat darah?"ia bertanya. Sepertinya ini menghiburnya.
−
Sekarang kami sudah berada di dekat parkiran. Aku berbelok ke kiri menuju trukku. Sesuatu menarik jaketku hingga aku tertahan.
"Pikirmu kau mau kemana?"tanyanya, marah. Dicengkeramnya jaketku hanya dengan satu tangan.
Aku bingung. "Pulang."
"Apa tadi kau tidak dengar aku berjanji mengantarmu pulang dengan selamat? Pikirmu aku akan membiarkanmu mengemudi dalam kondisi seperti ini?" Suaranya masih marah.
"Kondisi apa? Lalu trukku bagaimana?"keluhku.
"Akan kusuruh Alice mengantarnya sepulang sekolah nanti." Sekarang Ia menarikku ke mobilnya, lebih tepatnya menarik jaketku. Hanya itu yang bisa kulakukan agar tidak terjengkang ke belakang. Kalaupun aku jatuh, barangkali ia akan tetap menyeretku.
"Lepaskan!"desakku. Ia mengabaikanku. Aku berjalan terseret-seret sepanjang jalan yang basah hingga kami sampai di tempat Volvo Edward diparkir. Lalu akhirnya ia melepaskanku−aku terhuyung ke pintu penumpang.
"Kau kasar sekali!"gerutuku.
"Sudah terbuka,"cuma itu reaksinya. Lalu ia masuk ke kursi pengemudi.
"Aku sangat mampu menyetir sendiri sampai rumah!"Aku berdiri di sisi mobil, marah. Hujan turun makin deras, dan aku tidak mengenakan tudung jaketku, jadi air menetes-netes ke punggungku.
Ia menurunkan jendela otomatisnya dan mencondongkan tubuhnya ke kursi di seberangnya. "Masuk, Bella."
Aku tak menjawab. Dalam pikiranku aku menghitung-hitung kesempatanku untuk mencapai trukku sebelum ia bisa menangkapku. Harus kuakui, tidak mungkin.
"Aku tinggal menyeretmu lagi,"ancamnya, seolah bisa menebak apa yang kurencanakan.
"Kenapa kau membuat kemacetan kemarin?" tanyaku sambil tetap mengalihkan pandangan."Kupikir kau seharusnya berpura-pura aku tidak ada, bukannya membuatku kesal setengah mati."
"Itu demi kebaikan Tyler, bukan aku. Aku harus memberinya kesempatan,"oloknya.
"Kau...,"ujarku geram. Aku tak bisa memikirkan kata-kata yang cukup jahat. Seharusnya amarahku ini bisa membakarnya, tapi sepertinya ia malah semakin terhibur.
"Kau mengajakku ke prom!"teriakku.
Sekarang semuanya sudah jelas. Kalau saja aku memerhatikan sejak awal, aku yakin pasti bisa melihat tanggal di poster-poster di seluruh penjuru sekolah. Tapi aku tak pernah menyangka ia bakal mengajakku. Tidakkah Edward mengenalku sama sekali?
−
"Kenapa kau melakukan ini padaku?"tanyaku cemas.
Ia menunjuk tuksedonya. "Sungguh, Bella, menurutmu apa yang kita lakukan?"
Aku merasa dipermalukan.
−
Aku sudah menduga sesuatu sedang terjadi. Tapi prom, yang benar saja! Itu sama sekali tak terpikirkan olehku.
Air mata kemarahan menetes di pipiku.
−
"Ini benar-benar konyol. Kenapa kau menangis?"tanya Edward kesal.
"Karena aku marah!"
"Bella."mata keemasannya menatapku lekat-lekat.
"Apa?"gumamku, bingung.
"Ayolah,"desaknya.
Tatapannya mencairkan segenap amarahku. Mustahil bertengkar dengannya kalau ia bersikap curang seperti itu. Aku menyerah.
"Baiklah."bibirku mencebik
"Hanya satu teori−aku takkan tertawa."
"Pasti kau bakal tertawa."Aku yakin mengenai yang satu ini.
Ia menunduk, lalu memandangku dari balik bulu matanya yang lentik, matanya yang kekuningan tampak membara.
"Please?"ia menghela napas, mencondongkan tubuhnya ke arahku.
Aku mengerjap, pikiranku kosong. Sialan, bagaimana ia melakukannya?
"Mmm, apa?"tanyaku bingung.
"Ceritakan satu teori, sedikit saja."matanya yang berkilat-kilat masih menatapku.
Edward mempelakukan Bella seenaknya cuma karena Edward terhibur dengan menggoda dan menjahili Bella. Ia bahkan nggak peduli dengan perasaan Bella, entah Bella nggak setuju, marah, bahkan menangis. Yang penting bagi Edward adalah keinginannya tercapai dan ia senang. Edward bahkan bisa menyuruh orang lain (cont: Alice) untuk mendapatkan/melakukan apa yang ia mau. Edward yang manipulatif? Coba lihat, seperti yang kubilang, Edward cuma perlu menatap Bella dengan menggoda seakan menghipnotisnya, dan BAM. Bella melakukan yang Edward minta sekalipun Bella sudah bilang kalo dia marah sampai menangis. Bella marah sampai air matanya menetes? Hah, buat Edward itu konyol. Edward nggak berpikir sama sekali kalo perasaan dan pendapat Bella perlu didengar atau dipertimbangkan, yang penting kemauan Edward tercapai. He's a sweet boyfriend, isn't he? >_>
I am terribly sorry for making you uncomfortable, but I just wanna say it (aku lupa dimana sumbernya, tapi seingatku dari tumblr): after b*tching for years about Bella's safety, he forgot about that one thing. Yep. Di Breaking Dawn, Edward dan Bella... em... akhirnya... melakukan... itu. UGH I know you do know what I mean. Di badan Bella (kalo ga salah) ada biru lebam setelah melakukan itu? Riiiiight, jadi Edward memilih untuk mengikuti nafsu nya untuk melakukan itu, nggak memikirkan akibatnya, dan sedih saat melihat akibatnya pada tubuh Bella. Edward menyesal atau sedih, padahal harusnya dia kan bisa mengontrol dirinya. Sure dude, whatever. Edward bahkan membiarkan Bella tetap mengandung anak yang membahayakan nyawa Bella cuma karena Bella mau mempertahankannya, padahal saat itu mereka jelas tau bahwa kemungkinannya anak mereka bakal merobek kulit Bella untuk keluar. DUDE. >_> Well, apa boleh buat? Queen Bella wants something, she gets it.
Ngomong-ngomong, basically karakter-karakter utama Stephenie Meyer di novel seri Twilight Saga memang mendapatkan happy ending. Meyer ga bakal 'membunuh' karakter yang ada kecuali Meyer entah nggak suka atau karakter itu nggak punya peran dalam kebahagiaan karakter-karakter pilihan Meyer. Contoh? Lauren Mallory. Satu-satunya yang nggak suka sama Bella karena... ya pokoknya ga suka. Lauren juga merupakan salah satu bukti bahwa Bella adalah Mary Sue. Kenapa? Karena salah satu bukti bahwa karakter tersebut Mary Sue adalah dia disukai semua orang, kecuali satu atau sedikit orang. Nah, yang nggak suka bahkan benci si Mary Sue ini bakal digambarkan si penulis sebagai basically a b*tch. Kenapa? Ya karena dia nggak suka bahkan benci sama si Mary Sue ini. Itu doang. Bella juga nggak punya kekurangan atau flaw apapun; salah satu ciri karakter Mary Sue lainnya. >_> Contoh karakter lain yang 'dibunuh' atau jelas-jelas nggak disukai Meyer? Cari aja karakter yang rambutnya pirang, biasanya udah bisa ditebak apa fungsi si karakter itu. Nggak suka sama Bella/Edward/keluarga Cullen? Kasar? A b*tch? A jerk? Pengganggu? You name it. Karakter-karakter berambut pirang yang merupakan pengecualian? Ada Carlisle, Rosalie, Jasper, dan mungkin masih ada banyak lagi. Contohnya, Rosalie yang tadinya nggak suka sama Bella (yang memang wajar, karena Rosalie masih waras. Dia nggak suka sama Bella yang dengan gampangnya membuang kehidupan normalnya cuma demi cintah sejatih), mendukung keputusan Bella untuk mempertahankan kandungannya karena Rosalie pengen banget punya anak tapi ga bisa. Karakter-karakter seperti mereka inilah yang nggak bakal diapa-apakan oleh Meyer.
Karena fakta inilah aku mencibir saat menonton film Breaking Dawn part 2. Saat aku melihat di bagian menjelang akhir film, director dan kru film ternyata terlalu amat sangat baik dengan memasukkan plot twist di film ini. Banyak banget karakter-karakter Meyer yang tewas di bagian plot twist ini. Sayangnya, aku cuma kaget selama sesaat saat menyaksikan plot twist ini. Kenapa? Meyer jelas-jelas cinta mati sama karakter-karakter pilihannya. Meyer nggak mau membunuh satupun dari mereka, terutama Edward dan Bella. Nggak mungkin penulis yang cinta banget sama karakter-karakter nya rela melihat kru dan director film membunuh mereka. Ngomong-ngomong, di novel Breaking Dawn sebenernya nggak ada adegan perang antara klan Volturi dan Cullen ataupun adegan Alice yang memberikan penglihatan pada Aro. Nope. Basically, kesimpulannya adalah omgomgomg-gawat-Volturi-tau-tentang-Renesmee-ayo-cepat-pikirkan-tentang-solusinya-omgomgomg-Volturi-datang-*diskusi, obrolan, atau kejadian nggak penting antara Cullen dkk dan Volturi*-happy ending. I mean, COME ON. Seenggaknya bagiku, seharusnya ini saat dimana Meyer bisa menunjukkan bahwa ada momen dimana seri novel nya ini memang layak dibaca karena ke-vampir-dan-werewolf-an nya. Bayangin dong, pembaca pasti awalnya udah membayangkan adegan seru dan detail tentang pertempuran gabungan antara werewolf-dan-vampir vs vampir. Tapi kenyataannya? Basically, nothing happens. Coba cek aja
Top Reviews novel Breaking Dawn di goodreads. Bahkan fans setia Meyer yang tadinya nggak peduli dengan kekurangan/kejelekan seri novel Twilight Saga pun nggak terima. Jadi yah, seperti yang kubilang, director dan kru film pastinya nggak mau rugi karena kekonyolan Meyer ini dan akhirnya mereka jadi terlalu berbaik hati dengan memasukkan so-called plot twist ini.
Lalu karakter Jacob Black. Meyer merusak karakter yang tadinya sempat normal menjadi sama atau lebih parah dibandingkan dengan Edward Cullen dan Bella Swan. Jacob mencium Bella (kalo nggak salah) di
Eclipse, dia bahkan nggak merasa bersalah. Ayah Bella, Charlie, dibuat Meyer nggak mempermasalahkan ini juga. Nggak bisa disalahkan juga sih, mungkin Charlie memang masih melihat bahwa Jacob masih cowok normal dibandingkan Edward. Meyer juga memasukkan tentang
imprint, yaitu ketika werewolf jatuh cinta sama seseorang dan cuma orang itulah pasangan hidupnya. Like, kalo misalnya Werewolf A meng-imprint seorang cewek yang sudah menikah atau seenggaknya nggak mencintai Werewolf A, ya Werewolf A musti jadian sama cewek itu. Lebih parahnya lagi, Meyer menggambarkan (sebelum Jacob-dan-Renesmee creepy stuff)
Quil Ateara, teman Jacob, mengimprint anak
balita berumur
dua tahun. Meyer bisa aja mengimplikasikan bahwa Quil nggak benar-benar serius
jatuh cinta dan ditakdirkan dengan anak perempuan yang masih kecil, bahwa Quil harus melupakan anak yang bernama Claire ini karena ia masih kecil. But no, Meyer malah mengimplikasikan bahwa sekalipun yang di-imprint masih anak kecil atau bayi baru lahir (Renesmee), si werewolf ini bakal menunggu sampai dia dewasa dan baru jadian. Gimana kalo Claire atau Renesmee malah jatuh cinta sama orang lain? Nggak dijelaskan kayaknya, tapi yang jelas nggak sedikit yang mendapat kesan bahwa Quil dan Jacob bakal memaksa Claire dan Renesmee (yang dipanggil.....Nessie >_>) untuk mencintai mereka. DUDE. *
banting meja* Kalaupun ada sedikit fans Meyer yang cuma mau Renesmee/Nessie-Jacob dan Quil-Claire jadi sebatas teman, nggak kelihatan tuh dari sebagian besar
komentar mereka yang bilang ya-ampun-Claire-dan-Quil-itu-romantis-dan-imut-banget-ya-aww dan jumlah
fan art Nessie-Jacob/Quil-Claire yang
jelas-jelas nggak menggambarkan pertemanan atau
kakak-adik. >_>
WHY OH WHY... kenapa Meyer nggak membuat Quil Ateara dan Jacob Black meng-imprint cewek seumuran mereka? Nggak terlintaskah di kepala Meyer untuk membuat imprint-dengan-orang-yang-seumuran?? Susah banget kah untuk Meyer memasangkan Jacob Black dengan... oh, I don't know...
Leah Clearwater? Atau some random girl? Atau ini cuma karena Meyer kepengen membuat Bella, cewek egois yang nggak mau melepas Jacob karena ternyata Bella mencintai Jacob juga, menjadi tetap bahagia? Cewek yang sangat mencintai Edward, tapi nggak mau melepaskan Jacob? Jadi Meyer membuat nggak-dapat-yang-ditaksir-anaknya-pun-jadi?? Itukah pesan lain yang ingin disampaikan Meyer?
Kalo kalian naksir sama seseorang dan ditolak, jangan khawatir. Tunggu sampai dia punya anak, anaknya pasti adalah orang yang sebenarnya ditakdirkan untuk kalian. >_>
Masih mengenai imprint: Sam Uley dan Emily Young. Sam melukai wajah Emily saat ia kehilangan kontrol dirinya sendiri karena dia werewolf, tapi tenang aja. Sam meng-imprint Emily, jadi itu artinya Emily adalah jodoh dan cinta sejatinya Sam. Emily pun memaafkan Sam dan bukannya menjauhi Sam karena sudah membahayakan nyawanya dan merusak wajahnya. Totally normal, right? RIGHT?! :D Oh my God... Meyer seakan menyampaikan pesan bahwa kekerasan yang bahkan bisa membahayakan nyawa dalam suatu hubungan tuh nggak apa-apa, kan c1Nt4h S3jAtIh. *
banting meja*
Meyer juga melupakan sisi orang tua dari Charlie Swan. Like, come on. Di New Moon, saat Bella depresi cuma gara-gara ditinggalkan cowok macam Edward, Charlie cuma kayak: oh-Bella-kamu-kayak-mayat-hidup-harusnya-kamu-bergaul-lebih-sering-dong-tapi-kamu-ga-perlu-dibawa-ke-terapis-my-daughter's-totally-normal-lol. Lalu di Breaking Dawn, aku lupa detail nya, tapi banyak yang menunjukkan ketidakpedulian Charlie akan Bella. Siriusly... Bella ini anaknya atau bukan? If you think about it, though, Bella juga bersikap seakan Charlie dan Renée bukan orang tua kandungnya. Nggak sopan? Check. Nggak peduli? Check. Menyebut/memanggil mereka dengan nama depan? Check. Maksudku, kalo Phil Dwyer, Bella memanggil atau menyebut nya dengan nama depan pun nggak masalah, mengingat budaya orang barat yang seingatku memang oke-oke aja. Tapi ini pertama kalinya aku membaca novel terjemahan dimana ada anak yang memanggil/menyebut orang tua kandungnya dengan nama depan. What a nice girl.
And don't get me started on para fans/penggemar Twilight yang menganggap Stephenie Meyer adalah penulis terhebat dan bakal melakukan apa aja (menyiksa diri mereka sendiri bahkan melukai/membunuh orang lain) pada orang-orang yang mengkritik/membenci Twilight Saga, dan juga Meyer yang berani-berani nya merusak citra vampir (yang, ngomong-ngomong, nggak pantas menyandang status sebagai vampir) dan werewolf (yang bahkan nggak pantas disebut werewolf). Memang, nggak semua fans Twilight seperti itu, tapi tetap aja kan... sedikit atau beberapa fans yang bertindak seperti ini aka berlebihan, pasti bakal menodai keseluruhan fandom Twilight aka Twihard. Atau Twitard (yang sebenarnya selain penyalahgunaan kata retard, juga merupakan penghinaan bagi retarded people).
Jadi kesimpulannya ya, setiap ada yang bilang bahwa Edward Cullen adalah cowok/pacar impian yang romantis, Bella Swan adalah cewek tangguh dan patut dijadikan role model, Jacob Black-Renesmee adalah pasangan yang imut dan normal, atau basically Twilight Saga adalah seri novel yang keren dan bagus, I was like.....
Tapi kalo ada yang punya pemikiran yang sama denganku bahwa Twilight Saga jelek dan memiliki dampak negatif & Meyer seharusnya bahkan nggak jadi penulis, I'll be like...
Ngomong-ngomong, ada kesempatan untuk mengetahui apa yang ada di novel Twilight, buku pertama di seri Twilight Saga, secara gratis dalam bentuk video di YouTube. Kenal dengan cowok yang channel YouTube nya
nerimon aka
Alex Day? Kalau belum tapi tertarik, silahkan tonton lima belas video oleh Alex dimana ia membaca novel Twilight dan mengomentari/mengkritik isi ceritanya. Masih banyak beberapa hal tentang seri novel Twilight Saga (baik yang konyol, mengerikan, menggelikan, bahkan menjijikkan) yang disebutkan Alex tapi belum kusebutkan di post kali ini. Man,
what a brave, nice and really cute guy. Kapan lagi kan ada kesempatan dibacakan novel Twilight oleh cowok sebaik
, seimut, dan seganteng Alex :P Nggak usah takut kebosanan atau bakalan jadi terlalu serius karena selain Alex dan video-videonya kocak, seri video "
Alex Reads Twilight" adalah salah satu hal terbaik yang pernah aku temukan dan tonton. Tertarik? Silahkan klik
link ini untuk playlist video-video Alex membaca novel Twilight di channel YouTube-nya. :)
Thank you for your attention~ :3